Dalam budaya suku Batak yang patrilineal, menikah menjadi suatu tuntutan sosial yang diberikan bagi para pria dewasa. Kondisi belum menikah memberikan tekanan sendiri bagi mereka, yang dapat menimbulkan perasaan frustasi dan kegagalan. Religiusitas dan self-compassion diduga berpengaruh positif terhadap psychologicalwell being pada pria dewasa awal belum menikah pada suku Batak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari religiusitas dan selfcompassion terhadap psychological well-being pria dewasa awal yang belum menikah pada suku batak. Partisipan penelitian ini sebanyak 66 orang dengan kriteria usia dewasa awal, belum menikah, dan suku Batak. Instrumen penelitian menggunakan skala religiusitas, skala self-compassion dan skala psychological well-being. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan beberapa hal: 1) tidak terdapat pengaruh religiusitas terhadap psychological well-being 2) terdapat pengaruh positif self-compassion terhadap psychological well-being dengan koefisien determinasi R2 = 0.451 yang bermakna bahwa self-compassion memberikan kontribusi sebesar 45.1% terhadap psychological well-being, 3) tidak terdapat pengaruh positif religiusitas dan self-compassion terhadap psychological well-being. Saran bagi pria dewasa awal belum menikah pada suku batak adalah untuk terus meningkatkan self-compassion dengan melakukan penilaian positif dan penghargaan terhadap diri sendiri dalam berbagai situasi terutama situasi menekan terkait kondisi belum menikah.