Penelitian ini menitikberatkan kepada permasalahan bagaimana peluang dan kemampuan SMK dalam optimalisasi program link and match antara SMK dan DUDI sehingga menghasilkan lulusan yang mandiri. Spesifikasi bidang penelitian ini adalah upaya pencarian model pengembangan sebagai Standar Prosedur bagi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) guna melakukan optimalisasi pembelajaran dalam menumbuhkan kewirausahaan serta mendorong fungsi SMK dalam menghasilkan produksi yang kreatif. Standar Prosedur menjamin SMK menjalankan fungsinya dalam keselarasan terhadap program link and match. Jenis penelitian ini merupakan penelitian R&D/Research and Development dalam mencari strategi peningkatan praktek pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Acuan penelitian dan pengembangan dari penelitian ini dalam menguji kemaksimalan pelaksanaan program link and match yang telah berjalan di beberapa lokasi penelitian, dengan pola konsep metode pengembangan ADDIE yakni Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation. Dikarenakan keterbatasan waktu, tahapan penelitian hanya sampai pada analisis dan design untuk mengembangkan “Optimalisasi Link and match SMK dengan DUDI Guna menghasilkan lulusan yang mandiri”. Hasil penelitian ditemukan dalam kemaksimalan tuntutan link and match bahwa SMK telah berupaya melakukan sinergitas dalam memaksimalkan program link and match dengan DUDI. Namun kemaksimalan hanya dapat dilakukan pada beberapa jurusan saja. Ketidakmaksimalan dikarenakan kurangnya guru produktif dan guru tamu, minimnya kerjasama dengan DUDI, sarana prasarana yang tidak memadai, begitu juga halnya minimnya dukungan kebijakan dari pemerintah untuk kemaksimalan kreatifitas SMK semisal Kebijakan BLUD (Badan Layanan Daerah) dalam meningkatkan peningkatan TEFA/UP di sekolah. Model Pengembangan guna penguatan program link and match adalah mendorong sekolah terhadap penguatan penyelarasan kurikulum, proses pengembangan penyelenggaraan sekolah, dan peningkatan aspek kepercayaan dunia luar atau masyarakat. Dengan adanya penguatan dalam proses pengembangan penyelenggaraan sekolah melalui pengembangan model Pembelajaran TEFA/UP sebagai desain model diyakini optimalisasi link and match mampu tercapai. Saran akhir penelitian adalah perlunya kemaksimalan penerapan pembelajaran teaching factory di SMK guna memperkuat kemandirian SMK dalam pengelolaan lembaga, disamping itu, juga mampu memperkuat penggalangan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri serta pengembangan unit produksi sekolah dengan konsep perusahaan. Untuk mengurangi resiko dan menjamin kreatifitas implementasi TEFA dan UP, mendorong Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara menyegerakan penyusunan konsep BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) sebagai jaminan dan payung hukum kegiatan TEFA/UP SMK. Kebutuhan konsep kebijakan ini telah lama dinanti-nanti para Kepala Sekolah sebagai unit layanan teknis dinas/badan daerah kepada masyarakat guna fleksibiltas dalam pengelolaan keuangan sebagai pengecualian terhadap pengelolaan aset daerah.

Kata Kunci : Optimalisasi Link and match; pengembangan; konsep pembelajaran; lulusan yang mandiri