Data Inovasi

Saat Pandemi datang , dunia Pendidikan berubah dimana pembelajaran menjadi daring dan luring. Banyak sekolah yang melakukan pembelajaran dengan cara tatap maya sehingga siswa dan guru hanya bertemu di zoom, geogle classroom , grup WA dan sebagainya. Hal diatas mengakibatkan krisis karakter pada siswa, Tingkat kesopanan, ke agamaan , dan ahlak siswa sangat memprihatikan, ternyata peran guru secara langsung tidak dapat tergantikan dengan metode apapun., Karena itu Pemerintah melalui Kemendikbudristek meluncurkan Profil Pelajar Pancasila. Salah satu dimensi Prifil Pelajar Pancasila adalah: Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, untuk mewujudkannya butuh kegiatan rutin yang membiasakan siswa mewujudkan dimensi tersebut. Diera Kurikulum merdeka dikenal juga Budaya Positif yang merupakan kegiatan yang berpihak pada murid. Salah satu Budaya positif yang dapat mewujudkan sikap Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia adalah Jumat Ibadah (Jubaidah). Tujuan Jumat Ibadah (Jubaidah) adalah terwujud karakter siswa yang Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia

Jumat ibadah (Jubaidah) ini melibatkan lebih dari 54.000 siswa SD dan SMP setiap hari jumat di seluruh sekolah di Kabupaten Labuhanbatu. Dengan kegiatan pembiasaan positif ini menjadikan siswa bersikap religious hingga tujuan Profil Pelajar Pncasila khususnya dimensi Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berahlak mulia dapat di capai. Masalah yang di hadapi adalah ketiadaan tempat ibadah di sekolah, Jumlah siswa yang terlalu banyak membuat guru kewalahan mengatur siswa untuk pelaksanaan ibadah

Jumat Ibadah (Jubaidah) dilaksanakan di semua Satuan Pendidikan SD dan SMP yang ada di Kabupaten Labuhanbatu. Tehnik Pelaksanaannya di serahkan kepada Satuan Pendidikan Masing-masing . Masing-masing sekolah membuat program JUmat Ibadah sesuai dengan situasi kondisi dan profil murid dinsekolahnya.

Waktu pelaksanaan Jumat Ibadah ini pagi hari sebelum proses pembelajaran di mulai. Permasalahan yang dirasakan selama menerapkan jumat ibadah di antaranya tidak adanya tempat ibadah hingga pelaksanaannya di laksanakan dihalaman sekolah. Jumlah siswaa yang begitu banyak sehingga pelaksanaan tidak kondusif, hal ini diatas dengan membagi siswa menjadi beberapa shif atau ada jadwal yang sudah dirancang sekolah.

Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yaitu “Pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia?” “Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.” Pernyataan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu kompetensi untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan untuk menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21. Dalam hal ini, peserta didik Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan. Naskah ini menyampaikan hasil rumusan yang menjawab pertanyaan besar tersebut dengan memperhatikan faktor internal yang berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia; dan juga faktor eksternal yang merupakan konteks kehidupan serta tantangan bangsa Indonesia di Abad ke-21 yang menghadapi masa revolusi industri 4.0. Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi tersebut adalah: 1 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. 2 Berkebinekaan global. 3 Bergotong royong. 4 Mandiri. 5 Bernalar kritis. 6 Kreatif. Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, maupun ekstrakurikuler. Untuk membentuk profil perlajar pancasila khususnya dimensi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa dan berahlak mulia pada siswa di Kabupaten Labuhanbatu, Dinas Pendidikan Labuhanbatu meluncurkan Jumat Ibadah (Jubaidah) . Jumat Ibadah (Jubaidah) dilaksanakan setiap hari Jumat di seluruh satuan pendidikan di Kabupaten Labuhanbatu. Kegiatan ini dilaksanakan di pagi hari sebelum pembelajaran . Jumat Ibadah (Jubaidah) ini mengalami dinamika setelah di terapkan. Di tahun 2021 Jumat Ibadah (Jubaidah) di luncurkan Bupati Kabupaten Labuhanbatu Bapak dr. H. Eric Ekstrada MKS semua Satuan Pendidikan melakukan Sholat Duha Berjamaah bagi siswa yang beragama Islam, Kebaktian bagi siswa yang beragama Keristen. Tahun 2022 sampai saat ini seluruh Satuan pendidikan sudah lebih dalam pelaksanaan Jumat Ibadah (Jubaidah) karena kegiatan ini sudah bervariasi setiap minggunya. Misalnya kegiatan Jumat Ibadah (Jubaidah) bagi siswa yang beragama islam pada hari Jumat minggu pertama adalah Sholat duha bersama, minggu ke dua ceramah agama oleh gutu atau siswa, minggu ketiga hafalan surah-surah pendek (Tahfiz). Begitu juga dengan yang beragama Keristen ada Kebaktian, Pendalaman Kitab Suci, Khutbah dan Minggu ke empat Solawatan . Kegiatan ini membawa dampak positif bagi siswa bukan hanya tumbuhnya karakter religius tetapi semangkin percaya diri ketika tampil dan menghargai teman.