Data Inovasi

Innovation is a process by which a domain, a product, or a service is renewed and brought up to date by applying new processes, introducing new techniques, or establishing successful ideas to create new value. The creation of value is a defining characteristic of innovation.

BONDING (BONEKA PENDAMPING DALAM MELAKSANAKAN PROSEDUR INVASIF)

Tahapan Inovasi : Penerapan
Digital : Non Digital
Inisiator Inovasi : ASN
Bentuk Inovasi : Inovasi Pelayanan Publik
Tujuan Inovasi :

1. Mengurangi rasa yeri dan cemas pada pasien

2. Memberikan efek relaksasi atau menciptakan kenyamanan pada pasien rawat inap anak dan ruang IGD

3. Menurunkan tingkat kecemasan dan tingkat nyeri pada pasien anak di rawat inap dan ruang IGD

Manfaat Inovasi :

1. Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Anak

2. Menciptakan Lingkungan Perawatan yang Nyaman

3. Meningkatkan Kooperasi Pasien Anak

4. Mengurangi Risiko Trauma Psikologis Jangka Panjang

5. Mendukung Proses Penyembuhan

6. Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Anak

Hasil Inovasi :

Berdasarkan perbandingan skala nyeri sebelum dan setelah tindakan tahun 2024, dapat disimpulkan bahwa jumlah anak dengan kategori sangat nyeri turun drastis dari 89–189 kasus sebelum tindakan menjadi hanya 2–9 kasus setelah tindakan. Namun, jumlah anak dengan kategori nyeri meningkat dari 55–129 kasus sebelum tindakan menjadi 75–189 kasus setelah tindakan, dan kategori sedikit nyeri juga naik dari 15–69 kasus menjadi 32–70 kasus. Sementara itu, kategori tidak nyeri tetap rendah, yaitu hanya berkisar antara 7–19 kasus sebelum dan sesudah tindakan. Dengan demikian, prosedur yang dilakukan terbukti efektif mengurangi nyeri berat, tetapi masih menyisakan nyeri ringan hingga sedang yang cukup tinggi.

Berdasarkan perbandingan skala nyeri sebelum dan setelah tindakan tahun 2025, terlihat bahwa jumlah anak dengan kategori sangat nyeri menurun cukup signifikan dari 8–15 kasus sebelum tindakan menjadi 3–11 kasus setelah tindakan. Sebaliknya, kategori tidak nyeri meningkat dari hanya 5–11 kasus sebelum tindakan menjadi 9–25 kasus setelah tindakan. Kategori sedikit nyeri relatif stabil dengan kisaran 12–35 kasus sebelum tindakan dan 19–35 kasus setelah tindakan, sementara kategori nyeri tetap menjadi yang paling dominan dengan angka 25–78 kasus sebelum tindakan dan 30–78 kasus setelah tindakan. Dengan demikian, prosedur yang dilakukan terbukti dapat mengurangi nyeri berat sekaligus meningkatkan jumlah anak yang tidak merasakan nyeri, meskipun mayoritas masih berada pada kategori nyeri ringan hingga sedang.

erdasarkan perbandingan skala rasa cemas sebelum dan setelah tindakan tahun 2024, terlihat bahwa jumlah anak dengan kategori sangat takut tetap tinggi yaitu 89–189 kasus sebelum tindakan dan 89–189 kasus setelah tindakan, namun kategori takut mengalami peningkatan dari 55–129 kasus menjadi 75–129 kasus. Sementara itu, kategori cemas juga meningkat dari 15–69 kasus sebelum tindakan menjadi 35–125 kasus setelah tindakan. Sebaliknya, kategori tidak cemas justru menurun dari 19–15 kasus sebelum tindakan menjadi 17–8 kasus setelah tindakan. Dengan demikian, meskipun tindakan yang dilakukan dapat menekan sedikit rasa cemas berat, mayoritas anak tetap berada pada kategori takut hingga sangat takut, sehingga diperlukan strategi tambahan seperti distraksi atau dukungan emosional untuk lebih efektif menurunkan tingkat kecemasan

Berdasarkan perbandingan skala rasa cemas sebelum dan setelah tindakan tahun 2025, terlihat bahwa kategori sangat takut tetap dominan dengan angka yang sama yaitu 25–78 kasus baik sebelum maupun sesudah tindakan. Kategori takut juga stabil pada kisaran 25–68 kasus, sementara kategori cemas mengalami peningkatan dari 15–50 kasus sebelum tindakan menjadi 15–68 kasus setelah tindakan. Sebaliknya, kategori tidak cemas meningkat cukup signifikan dari hanya 8–15 kasus sebelum tindakan menjadi 11–43 kasus setelah tindakan. Dengan demikian, tindakan yang dilakukan terbukti mampu meningkatkan jumlah anak yang tidak merasakan cemas, namun mayoritas anak masih berada pada kategori takut hingga sangat takut, sehingga perlu strategi pendampingan lebih intensif untuk menurunkan tingkat kecemasan secara keseluruhan.

Waktu Uji Coba : 2024-01-15
Waktu Implementasi : 2024-02-18
Rancang Bangun Inovasi :

Hospitalisasi pada anak adalah kondisi ketika seorang anak harus menjalani perawatan di rumah sakit sebagai pasien, terpisah dari lingkungan rumah dan keluarganya. Hal ini dapat menjadi pengalaman yang penuh stres bagi anak dan keluarga, memicu berbagai reaksi psikologis dan emosional khususnya yang berkaitan dengan Nyeri. Nyeri adalah kondisi yang sangat umum terjadi. Menurut Association for Study of Pain (IASP) nyeri diartikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan, atau mirip dengan, kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik maupun pengobatan lain. Nyeri dapat berasal dari setiap bagian dari tubuh manusia seperti kulit, otot, ligamen, sendi, tulang (nyeri nociceptive), jaringan terluka (nyeri inflamasi), saraf (nyeri neuropatik), organ internal (nyeri viseral) atau kombinasi dari jenis rasa sakit (nyeri campuran). Penting bagi penderita nyeri untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar rasa nyerinya bisa berkurang dan kualitas hidupnya meningkat. Pada dasarnya kecemasan adalah kondisi psikologis seseorang yang penuh dengan rasa takut dan khawatir, dimana perasaan takut dan khawatir akan sesuatu hal yang belum pasti akan terjadi. Kecemasan berasal dari bahasa Latin (anxius) dan dari bahasa Jerman (anst), yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan fisiologis (Muyasaroh et al. 2020). Menurut American Psychological Association (APA) dalam (Muyasaroh et al. 2020), kecemasan merupakan keadaan emosi yang muncul saat individu sedang stress, dan ditandai oleh perasaan tegang, pikiran yang membuat individu merasa khawatir dan disertai respon fisik (jantung berdetak kencang, naiknya tekanan darah, dan lain sebagainya). Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis. Anxiety atau kecemasan merupakan pengalaman yang bersifat subjektif, tidak menyenangkan, menakutkan dan mengkhawatirkan akan adanya kemungkinan bahaya atau ancaman bahaya dan seringkali disertai oleh gejala-gejala atau reaksi fisik tertentu akibat peningkatan aktifitas otonomik. (Suwanto 2015). Standar penatalaksanaan nyeri terdiri dari terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Manajemen nyeri nonfarmakologi meliputi berbagai teknik distraksi, seperti distraksi visual, pendengaran, pernapasan, dan intelektual. Prosedur Invasif pada anak dapat menyebabkan trauma akibat rasa nyeri, ketidaknyamanan, dan kecemasan, terutama jika dilakukan berulang atau tidak sistematis. Trauma ini bisa berupa ketakutan berkepanjangan, kecemasan, bahkan panik, baik pada anak, misalnya penusukan jarum untuk pemasangan infuse menimbulkan rasa sakit yang dapat memicu trauma pada anak, bentuk dampak yang di timbulkan akibat trauma pemasangan infuse dapat dilihat dengan anak sulit menerima perawatan medis. Ide pemberian BONDING ( Boneka Pendamping ) muncul karena menyaksikan fenomena menarik di ruang rawat inap anak dan ruang IGD di RSUD Rantauprapat. Banyak anak-anak yang merasa takut saat bertemu perawat atau dokter, serta peralatan medis. Trauma akibat prosedur invasif adalah salah satu alasan utama ketakutan tersebut, sehingga perlu alat khusus yang bisa membantu menurunkan skala nyeri saat melakukan tindakan, sehingga mengurangi trauma pada anak-anak. Survei nyeri pada anak saat dilakukan prosedur invasif bertujuan untuk mengukur dan memahami tingkat nyeri yang dialami anak selama proses tindakan dilakukan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan utamanya adalah untuk mencari cara mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan anak selama prosedur medis Berdasarkan hal itu maka muncul lah alat pendistraksi fokus anak saat pemasangan infus. Alat ini berwujud boneka yang dinamai “BONDING ( Boneka Pendamping )”. boneka berkarakter petugas medis, dan ikon lainnya yang kami beri nama “BONDING (Boneka Pendamping ). Boneka ini dirancang khusus untuk membantu mengurangi nyeri saat prosedur invasive dilakukan pada anak. Dengan adanya Boneka Pendamping, diharapkan proses tindakan invasif pada anak dapat menjadi lebih nyaman, mengurangi rasa nyeri, takut, dan cemas. inovasi ini membuktikan bahwa kreativitas dan kepedulian tenaga kesehatan dapat menghasilkan solusi nyata dalam mengurangi nyeri dan kecemasan pada anak