Data Inovasi

Innovation is a process by which a domain, a product, or a service is renewed and brought up to date by applying new processes, introducing new techniques, or establishing successful ideas to create new value. The creation of value is a defining characteristic of innovation.

Demi Pemula Sepeda Bagus ( Deli Serdang Mewujudkan Impian Pendidikan Murah dan Berkualitas, Sekolah Peduli Keluarga dan Anak Berkebutuhan Khusus)

Tahapan Inovasi : Penerapan
Digital : Non Digital
Inisiator Inovasi : OPD
Bentuk Inovasi : Inovasi Pelayanan Publik
Tujuan Inovasi :
  1. Memberikan Layanan Pendidikan bagi ABK agar  bisa  HIDUP MANDIRI (bisa  makan, ke kamar  mandi  sendiri,  mengganti baju sendiri,  dan tahu  dengan bahaya yang mengancamnya, sekaligus menggantisipasi bahaya tersebut.
  2. Membangun stigma  positif dan  penyadaran kepada orang  tua,  agar menerima keberadaan ABK, sekaligus terampil memberikan pengasuhan yang tepat  kepada anak.
  3. Memfasilitasi  ABK mendapat pengobatan medis  dan terapis gratis untuk kesembuhannya.
  4. Menyediakan wadah bagi ABK untuk berkreativitas melalui Gebyar ABK.
Manfaat Inovasi :
  1. Memberikan akses Pendidikan Inklusif bagi Anak Berkebutuhan Khusus, sehingga diharapkan ABK dapat hidup lebih mandiri.
  2. ABK yang memiliki kekurangan secara fisik dapat melaksanakan pengobatan dan terapi gratis di Rumah Sakit Daerah Drs. H. Amri Tambunan
  3. ABK mendapatkan perlindungan sosial dalam bentuk  BPJS Gratis yang ditanggung Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
  4. Orang  tua mendapatkan pendidikan parenting class, sehingga diharapkan dapat memberikan pengasuhan yang lebih baik terhadap anaknya, sehingga perkembangan ABK bisa lebih optimal.
  5. Mengintegrasikan kekuatan stakeholder untuk  bekerja sama, berkolaborasi mendampingi ABK agar  mereka bisa berkembang optimal dan dan mampu hidup mandiri.
Hasil Inovasi :

Sebelum dilaksanakan Inovasi

  1. Banyak  ABK yang  tidak mendapatkan layanan pendidikan (711 orang)  karena masalah aksesbilitas dan jumlah SLB yang kurang.
  2. Adanya  stigma  negatif  terhadap ABK. Masih banyak orang  tua  merasa malu  dan  belum  ikhlas  menerima anaknya berkebutuhan khusus, sehingga ABK tidak disekolahkan, terkadang ada  kesan keberadaannya “disembunyikan” .
  3. Kemandirian ABK sebagai tujuan  layanan pendidikan masih  rendah, hanya 20,42  persen.
  4. ABK yang  memiliki masalah pada kemampuan fisik, psikis  dan  motorik tidak mendapatkan terapis yang  tepat, karena orang  tua tidak memahaminya dan biaya terapis itu cukup mahal.
  5. Orang  tua  tidak memahami bagaimana pola  pengasuhan yang  tepat  terhadap ABK, sehingga  tumbuh  kembang ABK menjadi  tidak optimal.
  6. Tidak tersedia wadah bagi ABK untuk berkembang dan mengekspresikan keberadaan dirinya.

Sesudah Inovasi:

  1. Sebanyak 284 ABK mendapatkan layanan pendidikan melalui 16 PKBM dan mengikuti Program Pendidikan Kesetaraan Paket A dan Paket B.
  2. Dengan mendapatkan layanan  pendidikan  di  PKBM,  kemandirian  ABK meningkat  dari  20,42   persen,  menjadi   66,90 Persen (instrumen PKBM) Lampiran  h ttps://bit.ly/Evaluasi-internal dan peningkatan kemandiria dari 23,20  persen menjadi 75,26 persen(instrumen orangtua)  https://bit.ly/Angket-internalorangtua
  3. Terjadi  peningkatan  tumbuh    kembang   ABK  yang    didampingi    Puskesmas   sebesar   86,47    Persen:   https://bit.ly/Evaluasi-Puskesmas
  4. Terjadi  peningkatan  Peningkatan  kemampuan  ABK ke  arah   yang   lebih  baik  sebesar  96%  dibandingkan sebelum mengikuti terapi  Lampiran  https://bit.ly/Evaluasi_RSUD
  5. Stigma  orang  tua  terhadap ABK semakin  lebih  baik.  Beberpa orang  tua  yang  diwawancarai,  mengakui tidak  lagi malu memiliki anak  berkebutuhan khusus, bahkan sudah sering  membawa anaknya ke  Mall atau  menghadiri undangan pesta pernikahan.
Waktu Uji Coba : 2022-10-23
Waktu Implementasi : 2023-06-23
Rancang Bangun Inovasi :

1. Latar Belakang

Pendidikan inklusif merupakan hak setiap anak, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Namun, masih banyak sekolah yang belum ramah ABK dan keluarga kurang mendapatkan dukungan. Oleh karena itu, program Demi Pemula Sepeda Bagus hadir sebagai upaya mewujudkan pendidikan murah, berkualitas, serta peduli keluarga dan ABK di Kabupaten Deli Serdang.

2. Tujuan

  • Memberikan Layanan Pendidikan bagi ABK agar  bisa  HIDUP MANDIRI (bisa  makan, ke kamar  mandi  sendiri,  mengganti baju sendiri,  dan tahu  dengan bahaya yang mengancamnya, sekaligus menggantisipasi bahaya tersebut.
  • Membangun stigma  positif dan  penyadaran kepada orang  tua, agar menerima keberadaan ABK, sekaligus terampil memberikan pengasuhan yang tepat  kepada anak.
  • Memfasilitasi  ABK mendapat pengobatan medis  dan terapis gratis untuk kesembuhannya.
  • Menyediakan wadah bagi ABK untuk berkreativitas melalui Gebyar ABK.

3. Strategi dan Tahapan

  1. Pemetaan & Sosialisasi
    • Identifikasi sekolah yang siap menjadi pelaksana.
    • Sosialisasi konsep sekolah ramah ABK kepada guru, orang tua, dan masyarakat.
  2. Penguatan Kapasitas
    • Pelatihan guru dalam pembelajaran diferensiasi dan pendekatan individual.
    • Workshop untuk orang tua tentang pola asuh dan pendampingan ABK.
  3. Penyediaan Sarana dan Media
    • Fasilitas sederhana namun ramah ABK (toilet khusus, ruang terapi, alat peraga).
    • Penyusunan kurikulum fleksibel sesuai kebutuhan anak.
  4. Pendampingan & Monitoring
    • Melibatkan psikolog, terapis, dan tenaga pendidik inklusif.
    • Monitoring berkala terhadap capaian kemandirian anak (makan, mandi, ganti baju, bersosialisasi).
  5. Evaluasi & Pengembangan
    • Evaluasi rutin bersama orang tua dan sekolah.
    • Replikasi model ke sekolah lain di Kabupaten Deli Serdang.

POKOK PERUBAHAN

  1. Paradigma Pendidikan
    • Dari pendidikan eksklusif menjadi pendidikan inklusif dan peduli keluarga.
  2. Fokus Layanan
    • Dari sekadar akademik menjadi penguatan kemandirian, keterampilan hidup, dan pembentukan karakter.
  3. Peran Keluarga
    • Dari sekadar penonton menjadi mitra aktif dalam pembelajaran anak.
  4. Sarana & Media
    • Dari fasilitas umum menjadi sarana ramah ABK yang sederhana, murah, namun fungsional.
  5. Kebijakan Sekolah
    • Dari sekolah reguler menjadi sekolah peduli ABK dengan sistem dukungan yang terstruktur.