Data Inovasi

Innovation is a process by which a domain, a product, or a service is renewed and brought up to date by applying new processes, introducing new techniques, or establishing successful ideas to create new value. The creation of value is a defining characteristic of innovation.

Trainer Shorting Handling Good and Bad Product From SMK N 1 Kutalimbaru

Tahapan Inovasi : Penerapan
Digital : Non Digital
Inisiator Inovasi : ASN
Bentuk Inovasi : Inovasi Daerah lainnya sesuai Urusan Pemerintah
Tujuan Inovasi :
  1. Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK
    • Membekali siswa dengan keterampilan teknis dalam melakukan pemilahan (shorting) produk baik dan cacat sesuai standar industri.
  2. Mendukung Kurikulum Merdeka / Kurikulum Kejuruan
    • Menyediakan sarana praktik nyata yang mendukung mata pelajaran produktif seperti CADD, Teknik Manufaktur, atau Otomasi Industri.
  3. Simulasi Proses Industri
    • Memberikan pengalaman langsung seperti di dunia kerja dalam hal inspeksi kualitas, visual checking, dan pengambilan keputusan produk OK/NG.
  4. Menyiapkan Siswa untuk Dunia Kerja (Link and Match)
    • Melatih siswa agar siap kerja di sektor industri dengan keterampilan yang dibutuhkan, termasuk pemahaman tentang standar kualitas industri.
  5. Meningkatkan Daya Saing Lulusan
    • Menambah nilai kompetensi lulusan SMK sehingga lebih mudah diterima di dunia usaha/dunia industri (DUDI).
  6. Mendukung Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
    • Menjadi media praktik yang dapat digunakan dalam proyek-proyek pembelajaran yang melibatkan tim, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
  7. Mengenalkan Konsep Continuous Improvement
    • Memberikan pemahaman tentang pentingnya deteksi dini cacat dan perbaikan berkelanjutan dalam produksi.
  8. Mengasah Soft Skills
    • Melatih ketelitian, tanggung jawab, kerja sama, dan kedisiplinan siswa saat melakukan shorting dan pengambilan keputusan.
Manfaat Inovasi :

1. Sebagai Media Praktik yang Relevan dengan Dunia Industri

  • Memberikan siswa pengalaman langsung dalam menangani pemilahan produk sesuai standar kualitas industri.
  • Menjadikan pembelajaran lebih kontekstual dan aplikatif.

2. Meningkatkan Kompetensi Teknis Siswa

  • Melatih keterampilan siswa dalam inspeksi visual, analisis cacat, dan pemilahan produk OK (baik) dan NG (cacat).
  • Menumbuhkan ketelitian dan pemahaman teknis dalam proses produksi dan quality control.

3. Mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka / Kurikulum Industri 4.0

  • Menjadi salah satu bentuk pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) dan berbasis industri (Teaching Factory).
  • Menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan kompetensi kerja abad ke-21.

4. Mempersiapkan Siswa Masuk Dunia Kerja (Link and Match)

  • Melatih siswa dengan keterampilan nyata yang digunakan di pabrik dan industri manufaktur.
  • Meningkatkan kesiapan siswa dalam menghadapi magang industri (PKL) atau kerja langsung.

5. Meningkatkan Mutu Pembelajaran Praktik

  • Guru dapat menggunakan trainer ini sebagai alat bantu ajar yang efektif dan interaktif.
  • Proses belajar jadi lebih menarik, hands-on, dan mudah dipahami.

6. Menumbuhkan Budaya Kerja Industri Sejak Dini

  • Membangun kedisiplinan, akurasi, dan tanggung jawab siswa melalui simulasi proses industri nyata.
  • Membiasakan siswa dengan sistem kerja standar seperti SOP, QC check, dan dokumentasi hasil.

7. Sebagai Inovasi Sekolah untuk Peningkatan Sarpras

  • Menjadi salah satu bukti inovasi pembelajaran berbasis teknologi dan industri.
  • Dapat diikutsertakan dalam lomba inovasi pendidikan atau sebagai produk Teaching Factory sekolah.

8. Potensi Komersialisasi Trainer oleh Sekolah

  • Trainer bisa dikembangkan sebagai produk unggulan SMK dan diproduksi untuk dijual ke sekolah lain.
  • Memberikan nilai tambah bagi SMK sebagai pusat inovasi pendidikan vokasi.
Hasil Inovasi :
  1. Terciptanya Alat Trainer Edukatif yang Simulatif
    • Alat inovatif yang dapat mensimulasikan proses pemilahan (shorting) produk baik dan cacat sesuai standar industri.
    • Dilengkapi dengan sistem sensor atau indikator (lampu/suara/display) untuk menunjukkan hasil OK (Good Product) dan NG (Bad Product).
  2. Meningkatnya Keterampilan Praktik Siswa SMK
    • Siswa mampu mengidentifikasi cacat produk secara langsung berdasarkan parameter yang ditentukan.
    • Siswa terbiasa melakukan pemeriksaan kualitas (quality check) layaknya di dunia industri nyata.
  3. Tersusunnya Modul Pembelajaran Berbasis Industri
    • Adanya panduan penggunaan trainer dalam bentuk SOP, instruksi kerja, dan modul pelatihan yang dapat diimplementasikan dalam mata pelajaran produktif.
    • Mendukung pembelajaran Teaching Factory dan Project-Based Learning (PjBL).
  4. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran
    • Proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan aplikatif.
    • Siswa lebih mudah memahami konsep kontrol kualitas dan pengambilan keputusan dalam proses produksi.
  5. Mendukung Program Link and Match SMK dengan Industri
    • Menjadi jembatan antara kompetensi siswa dengan kebutuhan dunia industri.
    • Trainer ini mencerminkan kondisi nyata di perusahaan manufaktur.
  6. Meningkatkan Daya Saing Sekolah
    • SMK memiliki sarana inovatif yang bisa dipresentasikan dalam lomba inovasi pendidikan, expo teknologi SMK, atau sebagai produk Teaching Factory.
    • Memperkuat branding sekolah sebagai sekolah berbasis teknologi dan industri.
  7. Potensi Pengembangan dan Duplikasi
    • Trainer ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan teknologi otomatisasi, sistem AI/sortir kamera, atau integrasi dengan IoT.
    • Dapat diproduksi dalam jumlah banyak untuk keperluan pelatihan di sekolah-sekolah lain.
Waktu Uji Coba : 2024-05-13
Waktu Implementasi : 2024-08-16
Rancang Bangun Inovasi :

1.      Komponen Utama Trainer

1. Conveyor mini / meja kerja : Media pemindahan atau penempatan produk

2. Sensor (warna, ukuran, berat, atau bentuk) : Mendeteksi karakteristik produk

3. Mikrokontroler (seperti Arduino) : Mengontrol sistem sortir dan logika pengambilan keputusan

4. Indikator (lampu LED / buzzer / display LCD) : Memberikan notifikasi status produk (Good/Bad)

5. Sorter mekanik / pengarah manual : Memisahkan produk OK dan NG

6. Casing trainer / panel kontrol : Wadah dan interface pengguna

7. Modul kontrol manual dan otomatis : Mode pengujian sesuai kebutuhan pembelajaran.

Pokok Perubahan / Inovasi yang Dilakukan :

 

Sebelum Inovasi

1. Pembelajaran hanya teori

2. Tidak ada alat simulasi pemilahan produk

3. Penilaian praktik tidak objektif

4. Siswa hanya observasi proses QC di industri

5. Belum ada modul berbasis industri

6. Tidak ada pengalaman menggunakan sistem otomatisasi sederhana

Perubahan yang dilakukan :

Sesudah Inovasi :

1. Ada alat bantu praktik nyata (trainer).

2. Ada trainer dengan sistem sensor & indikator pemilah

3. Trainer memberikan hasil otomatis (Good/Bad) untuk akurasi penilaian.

4. Siswa dapat praktik langsung simulasi QC di sekolah.

5. Disusun modul trainer + SOP + evaluasi teknis.

6. Trainer menggunakan sistem mikrokontroler & sensor untuk simulasi otomatisasi