Data Inovasi

Inovasi ini diciptakan dengan tujuan dan sasaran untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah, sehingga hasil dari inovasi ini dapat bermanfaat dan dapat di gunakan sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan masyarakat umum dalam hal sebagai:

a.      Peningkatan pelayanan publik pada lokasi tujuan inovasi daerah dalam penanganan Kawasan dan permukiman kumuh, serta memberikan edukasi pada masyarakat terkait konsep rumah dan lingkungan yang sehat.

b.     Pemberdayaan dan peran serta Masyarakat, melibatkan komunitas masyarakat setempat dan praktisi dibidang perancangan untuk memberikan alternatif desain kepada pemerintah yang mengerjakan RTLH sebagai alternatif baru yang diperuntukkan pada RTLH.

c.      Peningkatan daya saing daerah dengan menerapkan prinsip sustainable housing  dalam Pembangunan RTLH sebagai bentuk kebaharuan Pembangunan di Kawasan dan permukiman kumuh.

Inovasi diharapkan membawa dampak positif bagi pemerintah, meningkatkan produktifitas, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan efektifitas. Sudah saat nya pemerintahan melibatkan seluruh staff/pegawai dalam rangka bertahan hidup dan bertumbuh dalam dunia bisnis yang sudah sangat kompetitif saat ini. Manfaat lainnya dengan adanya model perancangan ini, masyarakat akan lebih memahami bagaimana menentukan ruang-ruang saat akan membangun atau memperbaiki rumah secara pribadi diluar dari bantuan pemerintah

Inovasi yang dikembangkan merupakan perbaikan dalam bidang perancangan rumah tinggal tidak layak huni menjadi rumah tinggal layak huni. Inovasi yang ditawarkan merupakan pengembangan dan pembaharuan system kerja untuk meningkatakan efisiensi waktu dan juga memaksimalkan program kerja. Inovasi model perancangan rumah yang disajikan dalam bentuk gambar kerja dan 3D masa bangunan dikemas dalam bentuk poster dan banner untuk dapat disosialisasikan kepada Masyarakat juga membantu kinerja pemerintah dalam menampung aspirasi Masyarakat yang diberi bantuan

Besarnya angka kemiskinan menyebabkan berbagai permasalahan, diantaranya ketidakmampuan masyarakat dalam menyediakan rumah layak huni bagi dirinya sendiri serta timbulnya ketimpangan antara kebutuhan rumah dengan ketersediaan rumah. Provinsi Sumatera Utara memiliki angka kemiskinan yang cukup besar. Dari data ertlh kementerian PUPR, jumlah rumah tangga yang tidak mampu menyediakan rumah layak huni sebesar 21.387 KK. Berdasarkan permasalahan yang sudah dijabarkan terkait Masyarakat berpenghasilan rendah dan rumah tidak layak huni, maka pentingnya inovasi dalam pembuatan model perancangan rumah ini sebagai salah satu “panduan” yang dapat digunakan pada saat membangun maupun memperbaiki rumah tidak layak huni pada beberapa tipologi Kawasan kumuh berdasarkan komunitas masyarakatnya. Inovasi ini sebagai nilai tambah bagi pemerintah daerah yang sedang melakukan program kerja pada Kawasan kumuh dan permukiman kumuh. Model perancangan memberikan gambaran Rumah yang tidak layak huni direhabilitasi menjadi rumah layak huni dengan syarat keselamatan bangunan mencakup peningkatan kualitas bahan penutup atap, lantai dan dinding bangunan; kesehatan penghuni mencakup peningkatan kualitas pencahayaan dan penghawaan, dan ketersediaan utilitias bangunan (sarana mandi, cuci, dan kakus); kecukupan minimum luas bangunan mencakup pemenuhan standar ruang gerak minimum per orang untuk kenyamanan bangunan. Manfaat yang dirasakan bukan hanya kepada pemerintah daerah yang sedang menangani proyek RTLH akan tetapi juga dapat dirasakan masyarakat yang mana masyarakat dapat memperoleh informasi terkait proses pembangunan dari model perancangan rumah tersebut. Inovasi ini bisa diterapkan dengan adanya dukungan dari pemerintah terkait, dalam hal ini inovasi model perancangan rumah tidak layak huni menjadi bagian dari regulasi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Pemerintah Sumatera Utara yang sudah mengerjakan RTLH dari tahun ketahun. Lokasi pelaksanaan inovasi dilakukan pada tiga titik lokasi terpilih untuk mendukung inovasi model perancangan RTLH dengan melihat tipologi Kawasan dan komunitas Masyarakat nya, yaitu: Kawasan kumuh pesisir dengan komunitas Masyarakat nelayan, Kawasan kumuh dataran tinggi dengan komunitas pertanian dan Perkebunan serta Kawasan kumuh tengah kota dengan komunitas Masyarakat pedagang.