Data Inovasi

a. Menurunkan biaya produksi budidaya ikan kecil.
b. Meningkatkan margin laba usaha budidaya ikan kecil.
c. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja local, di Kabupaten Serdang  Bedagai.
d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Serdang Bedagai,  melalui lonjakan tingkat kandungan lokal Kabupaten
Serdang Bedagai  pada proses produksi pakan ikan.
e. Meningkatkan kualitas hasil panen ikan. 

a. Meningkatkan kualitas hasil panen melalui penerapan Konsep CPIB.
b.  Meningkatkan kemandirian pelaku usaha budidaya ikan kecl.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di DInas Perikanan Kabupaten Serdang Bedagai, dan anggota kelompok
budidaya ikan kecil.
d. Memotivasi terjadinya penyesuaian antara harga jual ikan, dengan daya  beli masyarakat.
e. Peningkatan konsumsi protein ikan dalam penanganan kasus stunting, dan  Program Makan Bergizi gratis di Kabupaten
Serdang Bedagai.
 

a. Kemandirian ekonomi pembudidaya ikan meningkat karena berkurangnya biaya pakan.
b. Peningkatan pendapatan pembudidaya ikan.
c. Terciptanya transfer pengetahuan dan teknologi secara mandiri antar-pembudidaya.
d. Peningkatan kapasitas komunitas dalam mengelola sumber daya lokal.
e.Keberlanjutan produksi pakan secara mandiri tanpa ketergantungan pada  produksi pabrikan terus-menerus.
f.Terciptanya unit usaha pakan mandiri skala kecil atau menengah di  tingkat desa/kelompok. 
g.Peningkatan daya beli pembudidaya ikan. 

kepentingan  antara produsen dan konsumen produk budidaya ikan, perlu dijembatani. Melalui penciptaan harga yang adil,
bagi kedua belah pihak. Harga bisa  dikatakan memenuhi azas keadilan, apabila terdapat inovasi dalam  mengurangi biaya
produksi. Logikanya efisiensi biaya produksi, mampu meningkatkan persentase laba usaha.  Peningkatan persentase laba dibandingkan modal usaha budidaya, menciptakan ruang fiskal yang melegakan bagi produsen. Sehingga  pembudidaya

dapat lebih mudah, dirangsang untuk menurunkan harga jual  produk budidaya. Guna menyesuaikan dengan daya beli
masyarakat, selepas  pandemi.
Berdasarkan hasil telaahan Dinas Perikanan Kabupaten Serdang  Bedagai. Pakan merupakan komponen biaya terbesar,
dalam operasional  budidaya ikan rasionya sangat signifikan. Umumnya berkisar antara 60%  hingga 80% dari total biaya
operasional keseluruhan, diperuntukkan bagi kebutuhan pakan. Besarnya persentase ini menunjukkan, betapa krusialnya
manajemen  pakan dalam budidaya ikan. Efisiensi penggunaan pakan (yang diukur dengan  Feed Conversion Ratio atau
FCR), menjadi sangat penting untuk menekan  biaya produksi dan meningkatkan keuntungan.   Oleh karena itu, pelaku
usaha budidaya ikan di Serdang Bedagai  memerlukan program pengembangan pakan mandiri, dari bahan baku lokal.
 Program yang kemudian kami beri nama “ GEMPAR “, akronim dari Gerakan  Membuat Pakan Ikan Mandiri.
Inovasi "Gempar" (Gerakan Membuat Pakan Ikan Mandiri ) merupakan  program terobosan yang dirancang untuk,
mendukung kemandirian dan peningkatan kesejahteraan pelaku usaha budidaya ikan di Kabupaten Serdang  Bedagai.
Ruang lingkup inovasi ini secara spesifik berfokus kepada, pemberdayaan kelompok pembudidaya ikan melalui fasilitasi
produksi pakan ikan secara mandiri.
Gempar adalah inovasi yang melibatkan, kolaborasi antara pemerintah  daerah dan Masyarakat Serdang Bedagai.
 Pengembangan Gempar di masa depan. Kami akan menjalin kerja sama dengan kabupaten / kota bertetangga. Demi
tujuan akhir, mewujudkan  sektor perikanan yang lebih kuat dan berkelanjutan, di Negara Republik  Indonesia.  Inovasi
Gerakan Membuat Pakan Ikan Mandiri (Gempar) di Serdang  Bedagai, bertujuan untuk, mengatasi permasalahan terkait
ketersediaan dan fluktuasi harga pakan ikan.
Dengan optimalisasi Program Inovasi GEMPAR, semakin banyak  pelaku ekonomi terbantu. Serdang Bedagai memiliki
potensi besar, memasok  bahan baku pakan ikan berkualitas. Program Inovasi GEMPAR sangat  membantu,
menggairahkan pemanfaatan potensi ekonomi tersebut.