Data Inovasi

Innovation is a process by which a domain, a product, or a service is renewed and brought up to date by applying new processes, introducing new techniques, or establishing successful ideas to create new value. The creation of value is a defining characteristic of innovation.

JAJAN PASAR UNTUNG BUKAN BUNTUNG

Tahapan Inovasi : Penerapan
Digital : Non Digital
Inisiator Inovasi : Masyarakat
Bentuk Inovasi : Inovasi Daerah lainnya sesuai Urusan Pemerintah
Tujuan Inovasi :
  1. Melestarikan jajanan pasar tradisional khas Jawa di Sumatera Utara sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal.

  2. Membekali siswa dengan keterampilan kewirausahaan kuliner sehat berbasis kearifan lokal.

  3. Menumbuhkan jiwa kreativitas, inovasi, dan kemandirian siswa dalam menghadapi tantangan ekonomi modern.

  4. Meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan alami tanpa MSG.

  5. Mengintegrasikan pendidikan dengan praktik nyata melalui kolaborasi sekolah, UMKM, orang tua, alumni, dan masyarakat.

  6. Mendukung program pemerintah daerah dalam penguatan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.

Manfaat Inovasi :

A. Efisiensi

  1. Ekonomi → menambah pendapatan siswa, UMKM, dan sekolah.

  2. Sosial → meningkatkan kebanggaan masyarakat terhadap budaya lokal.

  3. Lingkungan → mengurangi limbah plastik dengan penggunaan kemasan ramah lingkungan.

  4. Pelayanan publik → sekolah menjadi pionir inovasi daerah berbasis budaya.

  5. Tata kelola → tercipta kolaborasi antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah.

B. Dampak

  1. Dapat diterapkan di sekolah lain (PAB, SMA/SMK di Sumatera Utara).

  2. Bisa dikembangkan lebih luas di komunitas pemuda desa, PKK, hingga pesantren.

Singkatnya, manfaat inovasi ini bukan hanya untuk siswa dan sekolah, tapi juga menyentuh sektor pendidikan, ekonomi, budaya, lingkungan, dan pelayanan publik.

Hasil Inovasi :

Hasil Inovasi Daerah

  1. Produk nyata berupa berbagai jajanan pasar khas Jawa (tiwul, gatot, getuk, cenil, pecel, tempe bacem, es cendol, es kolak, es rujak serut, jagung gurontol) yang:

    • Diolah secara higienis, sehat, tanpa MSG.

    • Menggunakan bahan alami dari petani/UMKM lokal.

    • Dikemas modern dan ramah lingkungan.

  2. Sistem pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) → siswa tidak hanya belajar teori, tetapi praktik langsung dalam produksi, pengemasan, pemasaran, hingga digital marketing.

  3. Terbentuknya kolaborasi antara sekolah, UMKM, orang tua, alumni, pemerintah desa, dan media lokal dalam ekosistem ekonomi kreatif.

  4. Penguatan identitas budaya lokal → jajanan pasar tradisional kembali dikenal, dihargai, dan dikonsumsi generasi muda serta masyarakat luas.

  5. Pemanfaatan teknologi digital → promosi melalui media sosial, desain grafis, penggunaan QRIS untuk transaksi, branding produk.

  6. Peningkatan ekonomi lokal → siswa mendapat tambahan pendapatan, UMKM memperoleh mitra baru, dan masyarakat terbantu dalam pemasaran produk.

Jadi, hasil inovasi ini bukan sekadar produk kuliner, tapi juga model pendidikan kewirausahaan, pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi lokal, serta praktik kolaborasi nyata.

Waktu Uji Coba : 2024-07-18
Waktu Implementasi : 2024-07-25
Rancang Bangun Inovasi :

???? Rancang Bangun Inovasi

  1. Pemilihan Produk → fokus pada jajanan pasar tradisional khas Jawa (tiwul, gatot, pecel, getuk, cenil, es cendol, dll.) sebagai basis inovasi.

  2. Pelatihan & Produksi → siswa dilatih teknik pengolahan makanan sehat, higienis, dan kreatif bersama guru serta UMKM lokal.

  3. Pengemasan Modern & Ramah Lingkungan → mengganti plastik sekali pakai dengan kotak food grade, biodegradable, atau karton ramah lingkungan.

  4. Pemasaran → kombinasi offline (bazaar sekolah, event desa) & online (Instagram, TikTok, WhatsApp Business, marketplace).

  5. Digitalisasi → penggunaan logo, desain grafis, branding produk, serta transaksi non-tunai (QRIS).

  6. Evaluasi & Monitoring → dilakukan tiap bulan oleh guru, siswa, dan UMKM, dengan indikator kualitas produk, jumlah penjualan, serta keterlibatan stakeholder.

???? Pokok Perubahan yang Dilakukan

  1. Dari sekadar makanan tradisional → menjadi produk inovatif:

    • Higienis, sehat, tanpa MSG.

    • Dikemas modern agar menarik generasi muda.

  2. Dari kegiatan konsumtif → menjadi pembelajaran produktif:

    • Mengintegrasikan jajanan pasar ke dalam ekstrakurikuler kewirausahaan & kurikulum Merdeka.

    • Memberikan siswa pengalaman project-based learning dan pemasaran digital.

  3. Dari sekolah sebagai tempat belajar teori → menjadi pusat inovasi masyarakat:

    • Menjadi wadah kolaborasi sekolah–UMKM–orang tua–pemerintah desa.

    • Menguatkan ekosistem ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.

  4. Dari pengemasan lama (plastik sekali pakai) → ke arah ramah lingkungan dengan wadah biodegradable dan karton food grade.

  5. Dari promosi tradisional → ke digital marketing, sehingga produk lebih dikenal luas dan mampu bersaing dengan makanan modern.

 Jadi, rancang bangunnya menekankan proses pembelajaran kewirausahaan berbasis budaya, sedangkan pokok perubahannya adalah transformasi jajanan tradisional menjadi produk modern, sehat, berkelanjutan, dan bernilai ekonomi.